Beritasitaro.com – Penemuan sesosok mayat menggegerkan warga Balirangen, Siau Timur Selatan, Kabupaten Sitaro. Rabu, 25/12/2024.
Belakangan, korban yang diketahui bernama Rifdol Sasaghapu (52) ini merupakan warga Kampung Hiung, Kecamatan Siau Barat Utara. awalnya, korban ditemukan oleh beberapa pekerja bandara yang akan memancing ikan di pantai Tipulu, sekira pukul 15.20 Wita dalam posisi tertelungkup.
Jumhadi (37), Saksi yang menemukan korban, menuturkan, dia bersama 6 temannya mencium bau busuk yang sangat menyengat ketika mendekati garis pantai. penasaran, dia dan rekan-rekannya mencari sumber bau tersebut.
Alhasil, para pekerja ini menemukan korban dalam posisi telungkup ke arah utara, celana pendek hitam dan kaos warna gelap.
“Ketika kami mengetahui bahwa bau busuk itu berasal dari mayat laki-laki tersebut, kami langsung hubungi Aji (Pekerja proyek di bagian kelistrikan), meminta dia untuk teruskan informasi ini kepada teman-teman yang lain, termasuk aparat pemerintah,” ujar Jumhadi.
Karpin (46) Saksi lainnya, mengaku, dia bersama rekan-rekannya tidak lagi pergi memancing setelah menemukan mayat tersebut.
“Kita menunggu di lokasi (TKP) sampai polisi datang, lalu kembali ke basecamp. Kami sudah tidak memancing,” ucap dia.
Dari laporan saksi itu, sekira pukul 16.30 Wita, Roy Labai bersama personil Polres Sitaro dan Polsek Siau Timur tiba dan melakukan olah TKP. Setelahnya, korban dievakuasi lewat jalur laut.
“kita pakai speedboat karena medan jalan di seputaran TKP sangat terjal dan curam. Jenazah tiba sekitar pukul 18.30 Wita di lokasi pelelangan ikan di Kelurahan Tarorane kemudian dibawa ke RS Sawang untuk dilaksanakan pemeriksaan,” kata Kapolsek Siau Timur, IPTU Harli E. Buida.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan koordinasi dengan tim medis, Kata Kapolsek, bahwa korban Sudah tidak teridentifikasi karena sudah dalam proses pembusukan (dekomposisi), korban meninggal sudah lebih dari 3 hari.
“Satu lagi yang tidak kalah penting adalah hasil pemeriksaan medis, kondisi secara fisik korban tidak ada tanda-tanda kekerasan, keluarga korban juga menolak untuk dilakukan autopsi,” Tandas Kapolsek.
Menurut keluarga korban, Merike Sasaghapu, korban mengidap gangguan jiwa/depresi sekitar tahun 2021, sesaat setelah anaknya meninggal dan terakhir kali terlihat di kampung Kinali, Jumat ,20/12/2024.
